Hanya saja potensi itu banyak belum tergali dan belum terkenal secara nasional hingga belum dilirik. Pejabat di Jambi saat ini masih banyak yang menggunakan batu asal Provinsi Lain yang lebih terkenal, seperti Bacan dari Ternate, Maluku Utara.
‘’Terutama Sarang Tawon dan Teratai, sudah dikenal sebagai salah satu batu asal Jambi. Namun belum begitu mendunia layaknya batu-batu dari daerah lain,’’ ujar owner Rafit Gemstone, A Rafit, saat dikonfirmasi koran ini di gerai miliknya di kawasan Jalan Pattimura, Kenali Besar Kota Jambi.
Menurut Rafit, meski menjadi ciri khas batu Jambi, namun masih tetap saja banyak pejabat-pejabat Jambi yang menjadi pelanggannya lebih memburu batu-batu dari luar, terutama Bacan yang saat ini sedang naik daun. Padahal, dari segi harga, batu Jambi, seperti teratai lebih murah. Untuk teratai hitam ukuran sedang sampai besar mulai dari Rp 250 ribu sampai Rp 3 jutaan, sedangkan bongkahannya 1 kilo dijual 3 jutaan.
‘’Walau bagaimana pun, kita tetap menyiapkan stok batu-batu khas Jambi, seperti Giok Keramik juga kita siapkan,’’ sebutnya.
Dia menambahkan, meski belum mampu bersaing dengan batu cincin yang berasal dari daerah luar, kualitas batu Jambi tak kalah dari batu cincin yang berasal dari Kalimatan, Aceh, Padang, Ternate dan Banten.
‘’Misalnya Teratai dan Bungur memiliki kualitas yang tak kalah bagus dari Bacan, Kalimaya, Saphir atau pun Sungai Dareh,’’ sebutnya.
Untuk mengangkat batu Jambi, menurut Rafit, pemerintah harus ikut andil mempromosikan batu asal Jambi menjadi lebih populer, mengingat batu tersebut sebagai ciri khas yang mewakili daerah Jambi.
‘’Kalau di provinsi lain, pemerintahnya ikut mempromosikan batu khas mereka, makanya batu mereka laris manis. Seharusnya, Pemprov Jambi juga demikian,’’ katanya.
Dengan ikut andilnya pemerintah Jambi mempromosikan batu khas Jambi, itu artinya pemerintah juga ikut memberdayakan para pekerja asal Jambi.
‘’Orang-orang luar saja sangat tertarik dengan batu Jambi, lalu mengapa batu Jambi sendiri belum mampu bersaing di Jambi sendiri. Itu artinya masyarakat jambi belum begitu peduli dengan batu khas asal Jambi,’’ bebernya.
Pemilik Gemstone lainnya, Andi, mengatakan, Batu Teratai sebagai salah satu ciri khas Jambi, memiliki keunikan tersendiri, khususnya teratai hitam yang menjadi produk unggulan.
‘’Teratai ini banyak jenisnya, ada Teratai Hitam, Merah, Hijau dan ada juga yang Kuning. Kita memang harus mengangkat batu khas Jambi. Kalau sekarangkan masih banyak yang tidak mengenal Batu khas Jambi,” kata Andi saat dijumpai di gerai miliknya di kawasan Nusa Indah.
Batu Teratai hitam, katahya, agak susah dicari di Jambi. Karena pejabat di jambi juga banyak yang belum mengenal Teratai Hitam.
“Kita sebenarnya mau ngangkat Teratai Hitam. Tapi, stok Teratai Hitam sangat sedikit,” akunya.
Selain itu, Teratai Hitam juga jarang ditemukan yang bagus. Yang banyak ditemukan adalah Teratai Hitam yang masih Kapur.
“Kebanyakan di sawah-sawah. Di Sarolangun itu banyak,” katanya lagi.
0 Response to "Batu Akik Jambi, Potensi yang Belum Tergali"
Posting Komentar