Nah lo, kenapa bisa begitu?
Mulfiko (31), salah seorang pemilik Agate Gallery, yang ikut meramaikan di beberapa pameran batu permata , menjelaskan, sejak pameran sering diadakan, batu Bio Solar dan Giok Aceh lumayan ramai diserbu pembeli.
Sejumlah produk batu akik yang dijualnya, seperti cempaka, limo manis, kecubung ulung, aku Mulfiko, dicari masyarakat Jakarta. Dan banyak laku terjual.
Lanjut dia, yang paling banyak ditanya orang adalah batu Bio Solar, Naphrite Jade, Black Jade dan Hijau Lumut. "Masing-masing batu punya keistimewaan .
Pria asal Bengkulu ini kemudian menceritakan kalau di kampung halamannya, bisnis batu akik lagi boming. Namun, batu-batu akik asli lokal seperti Bio Solar, Naphrite Jade, Black Jade dan Hijau Lumut, menjadi raja di daerahnya.
Di luar batu-batu yang disebutnya batu teratai, limo manis, dan cempaka, seperti safir, ruby, dan garut kurang diminati masyarakat di daerahnya. Ia sendiri pun mengaku kurang paham benar antara yang diminati dan kurang disukai.
"Kalau di daerah saya (Bengkulu), batu Bio Solar dan Naphrite Giok aceh bersaing sama batu bacan dari Maluku. Makanya, batu-batu Aceh saya coba bawa ke Jakarta, karena langganan saya ada banyak dari Jakarta," sebutnya.
Soal harga, dia mengaku, tergantung Jenis dan ukuran. Tapi, untuk saat ini, masyarakat ibukota banyak yang mencari Bio Solar. Harga batu ini berkisar Rp 5 juta - Rp 10 juta. Begitupun dengan Black Jade dan Hijau Lumut yang merupakan batu asli dari Aceh.
0 Response to "Batu Bio Solar dan Black Jade akan Gantikan Popularitas Batu Bacan"
Posting Komentar