Ketua DPP Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (GaPBA), Nasrul Sufi SSos MM Bahkan selain menjual barang-barang tersebut, di lokasi itu juga dilayani pengasahan dan menjual bahan mentah batu yang masih berbentuk bongkahan. “Selain idocrase, dalam pembukaan Aceh Gem’s Center tersebut, jenis batu solar dan giok juga paling diincar.
Menurut Nasrul, selain Staf Ahli Bidang Pemerintahan Aceh, pada pembukaan itu juga hadir para tamu dari Sumatera Utara, Jakarta, Kalimantan, bahkan dari Raja Ampat, Papua Barat. “Kalau di luar Aceh, kita kenal pusat batu batu cincin itu ada di Pasar Rawa Bening Jakarta Timur. Bahkan di sana, tidak tanggung-tanggung sembilan lantai itu khusus menjual hampir semua varian batu dan sejenisnya,” kata Nasrul.
Karena itu, kata Nasrul ide membuat Gem’s Center di Ulee Lheu karena di luar Aceh saja pusat batu cincin yang mendatangkan batu dari luar saja bisa hidup, apalagi di Aceh yang memang banyak potensi batu cincin dengan daya tarik luar biasa.
Ia menjelaskan para pengusaha dan pembisnis yang menempati 31 gerai batu cincin itu tidak terbatas pada anggota GaPBA Aceh, melainkan juga didominasi pebisnis dan pengrajin batu cincin yang selama ini belum memiliki lokasi usaha yang tepat.
Menurut Nasrul, keberadaan batu cincin dari Aceh sudah sangat mendunia, seperti idocrase, solar, giok, sulaiman, cempaka madu, neon, belimbing, lumut, dan nefrite. “Ketertarikan orang terhadap batu dalam kandungan bumi Aceh ini karena tingkat kekerasannya mencapai tujuh skala. Hal itu sedang diperjuangkan masuk dalam daftar dunia, yakni lembaga yang mengakui batu dunia,” kata Nasrul yang akrab disapa Tgk Abang.
Ia juga menjelaskan khusus pada hari peresmian tersebut mereka memberikan diskon sampai 50 persen untuk semua jenis batu. Tingginya minat para ‘pemburu’ batu cincin, para pembisnis memperoleh omset hingga Rp 120 juta.
Nasrul berharap Aceh Gem’s Center itu bisa menjadi salah satu tujuan kunjungan tamu luar aceh dan wisatawan internasional. “Jadi ketika mereka pulang ada buah tangan dan cindera mata, yakni batu-batu Aceh berkualitas yang siap pakai,” kata Nasrul.
Nasrul Sufi meminta Pemerintah Aceh mengawasi khusus banyaknya eksploitasi batu Aceh yang selanjutnya dibawa ke luar daerah ini. “Jangan seperti Pulau Bacan yang batunya dinamakan sama seperti nama pulau itu, yakni Bacan. Di pulau ini, banyak batu-batu bacan berkualitas super dikeruk habis-habisan oleh pengusaha luar negeri. Hal itu tentu tidak kita harapkan terjadi di Aceh. Kami rasa ini menjadi domain dan tanggung jawab pemerintah,” harapnya.
0 Response to "Batu Idocrase Paling Banyak Dicari di Aceh Gem’s Center"
Posting Komentar