Top Advertisement

Pejabat di Banjar Dilanda Demam Batu Cincin

cincin pejabat banjarBeberapa waktu belakangan ini warga kota paling ujung timur Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Banjar tengah dilanda demam batu akik. Tidak hanya kalangan masyarakat kelas bawah, sejumlah pejabat pun tampak mengenakan batu akik di jarinya.

Berbeda dengan batu mulia yang diberi cincin atau emban berpa emas maupun emas putih, pemakai batu akik mengenakan cincin yang terbuat dari perak. Bahkan ada pula cincin yang dibuat dari logam lainnya seperti kwarsa dan monel.

Tidak mengherankan, apabila di sela pembicaraan , selalu terselip cerita tentang dunia batu akik. Tidak hanya jenis batu yang menjadi topik pembicaraan, akan tetapi juga asal muasal batu tersebut diperoleh. Bahkan, tidak sediikit yang beranggapan bahwa batu akik itu memiliki aura tertentu.

Salah satu tempat berkumpulnya penggemar batu akik ada di wilayah Lingkungan Cimenyan, Kelurahan Mulyasari, Keamatan Banjar, Kota Banjar. Termpat tersebut juga merupakan tempat perajin batu akik, milik Koswara (36).

Di tempat tersebut tampak dua perajin tampak serius mengamati batu yang tengah digerinda atau diasah sesuai dengan bentuk yang diinginkan, Beberapa penggemar batu akik, tampak asyik mencermati dan bertukar pengalaman sal batu akik.

Sementara itu beberapa orang yang sedang nimbrung di situ juga beberapa kali menerima telefon. Percakapannya juga seputar batu ali. Ada yang minta agar dipesankan batu jenis tertentu. Selain itu juga membahas soal emban atau bahan baku cincinnya.

"Demam batu akik itu mulai ramai sejak Presiden SBY memberi batu kepada Obama (Presiden AS). Batu yang diberikan itu jenis bacan. Banyak juga yang mencari dan konsultasi batu bacan," ungkap Ipang (51), salah seorang perajin batu akik di tempat pembuatan Batu Akik Onom Gem Stone.

Dia mengatakan ada bermacam jenis batu bacan, salah satu yang terkenal adalah Bacan Doko, Bacan Palamea. Umumnya batu bacan berwarna hijau muda, hijau kebiruan, bahkan ada jenis bacan warna hitam. Selain itu juga banyak yang memburu batu naprit atau penggemar akik di Kota Banjar menyebut dengan jenis Giok Aceh, dan lainnya.

Bersama dengan perajn lainnya, Agus, dia mengungkapkan harga batu akik sangat bervariasi, ada yang hanya puluhan ribu rupiah, akan tetapi juga hingga jutaan rupiah per biji. Salah satu ukurannya menentukan harga, adalah banyak atau sedikitnya barang tersebut, termasuk tingkat kekerasan batu.

"Batu akik itu memiliki karakterisitik tersentu, beda dengan batu mulia. Untuk menilai harga juga tidak ada patokan khusus, sebab apabila sudah senang, maka berpapa pun harganya bakal dibeli," jelasnya.

Ipang mengungkapkan kesibukannya semakin bertambah, menyusul munculnya demam batu akik. Sebelumnya dia banyak memprooduksi batu akaik, yang bahan bakunya berasal dari wilayah setempat. Akan tetapi saat ini lebih banyak mengerjakan pesanan batu akik.

"Sekarang sibuk menyelesaikan pesanan. Paling tidak sehari hanya bisa bikin 7 batu akik. Harus teliti, hingga muncul sinarnya," ungkapnya.

Pemesan, lanjutnya, ada sengaja memaba batu mentah atau batu bahan baku batu akik. Akan tetapi ada pula yang memesan batu akik yang sudah disediakan. Selain itu juga penggemar batu akik yang memesan jenis batu tertentu.

"Saya juga tidak tahu sampai kapan demam batu akik bertahan. Mudah-mudahan saja bisa bertahan lama. Kegemaran terhadap batu akik itu sudah sangat lama. Hanya saja saat ini sepertinya sedang booming," tabahnya.

Salah seorang penggemar batu akik, Abdul Salam mengaku sejak lama mengyukai batu akik. Beberapa batu akik telah dimilikinya. ada yang diberi orang, akan tetapi kadang njuga memberikan batu akik kepada orang lain.

"Kadang sulit dijelaskan. Kadang menerima, tetapi kadang pula memberi kepada orang lain. Apalagi sesama komunitas penggemar batu akik. eperti hanya naik gunung, kesenangan terhadap batu akik juga sulit diungkapkan," ujarnya

0 Response to "Pejabat di Banjar Dilanda Demam Batu Cincin"

Posting Komentar