Batu milik Ikrar, mantan penjaga Mess Aceh Jakarta, meraih juara pertama untuk kategori “idocrase solar”. Sedangkan juara dua diraih Win Syukur, pria Gayo yang pertama sekali mengangkat Giok Gayo dalam kancah batu mulia Indonesia. Sedangkan juara tiga diraih Harizaki dari Jakarta.
Atas kemenangan itu, Ikrar, yang pernah bekerja sebagai penjaga Mess Aceh Jakarta, memperoleh hadiah polis asuransi Rp 100 juta, uang pembinaan dan piagam. Ikrar mengaku bersyukur atas kemenangan tersebut. “Sama sekali tidak pernah saya duga, kalau batu milik saya pemenangnya,” kata Ikrar yang sehari-hari berjualan giok Aceh di emperan atau pasar kaki lima Rawa Bening Jakarta.
Perasaan serupa diungkapkan Win Syukur, pemilik galeri “Win Natural” Banda Aceh. “Belasan tahun saya sudah berusaha mengangkat batu Aceh baik batu giok dari Gayo maupun Nagan. Semoga dengan prestasi ini akan ikut mengangkat martabat Aceh dalam kancah batu mulia Indonesia dan dunia,” kata Win Syukur, yang bersusah payah berburu batu giok di pedalaman Gayo dan Nagan Raya.
Win Syukur mengatakan, giok terdapat di Gayo dan Nagan, dengan kualitas sangat super. “Selain giok Nagan, konsumen juga memburu giok Gayo, karena itu perlu ada penanganan khusus sehingga masyarakat tidak dirugikan,” kata Win Syukur yang telah membina sejumlah anggota masyarakat di Aceh dalam industri batu mulia.
Win Syukur termasuk salah seorang yang berjasa mengmbangkan varian “giok solar” dan “giok lumut”. Dan saat ini ia memiliki koleksi varian giok putih yang diperoleh dari pedalaman Gayo. Ia juag melakukan terobosan industri batu sebagai benda seni bernilai tinggi, di luar cincin dan liontin. “Inovasi harus dilakukan terus menerus,” katanya.
Untuk kategori giok “idocrase lumut”, seluruhnya direbut oleh batu asal Aceh. Namun, pemiliknya bukan lagi warga Aceh. Juara satu dan dua dimenangkan batu milik Muria, kolektor batu Jakarta. Muria memperoleh batu tersebut dari Abu Usman dengan membelinya masing-masing Rp 50 juta.
Sedangkan Abu Usman yang pada pameran tahun lalu memborong lima juara sekaligus, pada Indonesia Gemstone tahun ini meraih juara III pada kategori giok idocrase lumut.
Sementara itu, peserta pameran batu mulia dari Aceh terbanyak dibanding daerah lain, yaitu mencapai 20 stand. “Khusus lomba, Aceh mengikutsertakan 18 peserta lomba. Mengandalkan batu giok dari Nagan dan Giok Gayo,” kata Ketua Pengurus Gabungan Pecinta Batu Mulia Aceh (GapBa) Nasrul Sufi, kepada kami di arena pameran, Sabtu (20/9).
Kategori pelombaan yang diikuti peserta dari Aceh meliputi ‘idocrase small’ solar, dan batu bergambar, masing-masing milik Edi Giyok, Aidil, Abu Usman, Tgk Abang, Afi Diamond, Alfata, Ikrar, Yasin, Edi Kasela, Ihsan Amin, Muhajir, Teuku Fadli, Agusalim, Iswadi, Wen Natural, dan Bob.
0 Response to "Giok Aceh Sang Juara Kontes “Indonesian Gemstone”"
Posting Komentar