DI Indonesia, batu jenis ini hanya ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan. Batu itu banyak ditemukan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Nama bacan diambil sesuai dengan nama daerah tempat batu itu ditemukan. Kami berkesempatan berbincang dengan salah satu penjual batu bacan, di Pasar Batu Permata Rawabening bernama Todikin, 47.
Pria yang berjualan batu bacan sejak 1990-an itu mengaku kini batu itu banyak diburu pehobi batu. Dia bercerita, awalnya batu ini dipandang sebelah mata, dan harganya juga kalah jauh dibanding batu permata jenis lainnya. Bahkan, ada juga pedagang yang membuang batu tersebut jika ukurannya kecil, dan hanya mengambil yang ukurannya besar. Namun sejak beberapa tahun terakhir, popularitas bacan menjulang karena sejumlah keunikan yang ditemukan di batu tersebut.
Salah satunya, adalah semakin lama batu ini akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Kepercayaan sejumlah pencinta batu bahwa seiring makin beningnya warna bacan, sang pemilik akan semakin hoki atau banyak rejeki, membuat batu ini diburu.
”Perubahan alamiah batu, dari warna gelap menjadi terang membuat batu ini juga dijuluki sebagai batu hidup,” ujar pria yang akrab disapa Toto oleh penggemar batu, saat kami jumpai di kiosnya Batu Permata Cah Ayu Poles, Sabtu (23/2) lalu.
Toto mengatakan, batu bacan terdiri dari beberapa jenis. Ada bacan doko, bacan palamea, dan juga bacan obi Ciri yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh batu bacan tersebut.
Bila kehijauan, berarti bacan doko, sedangkan warna kebiruan adalah bacan palamea, serta bacan obi berwarna merah. ”Bacan mengalami pemrosesan warna, dari buram ke warna bening. Semakin bening, semakin mahal harganya,” terang Toto juga.
Soal harga, jangan terkejut karena batu permata yang tengah diburu kolektor itu memiliki harga selangit. Untuk ukuran 3 krat saja dihargai Rp 2 juta dan ukuran 50 krat Rp 15 juta. Bahkan, ada sebongkah kecil batu bacan jenis palamea dengan berat 7 ons dan kualitas super kristal dihargai Rp 700 juta. Wow! Itu sama dengan harga sebuah rumah mewah di pinggiran Jakarta.
Mengapa harganya begitu tinggi? Selain karena sejumlah keunikannya, juga disebabkan faktor ketenaran batu ini yang sudah sampai ke mancanegara. Di antaranya, Taiwan dan Tiongkok (China, Red). Bahkan banyak warga dari dua negara itu datang ke Pulau Bacan untuk membeli langsung dari penambang. Pada sisi lain, keberadaan batu tersebut di tempat asalnya sudah makin sulit didapat. Para penambang harus masuk jauh ke dalam tanah untuk bisa memperolehnya. Itu pun tidak selalu bisa memperoleh batu bacan dengan kualitas yang bagus. ”Faktor-faktor itulah yang membuat batu ini berharga mahal,” kata Toto juga.
Diungkapkan Toto lagi, Indonesia sebenarnya memiliki kekayaan alam berupa batu permata yang sangat banyak jumlahnya. Hanya saja, belum semuanya dikenal oleh masyarakat, baik di tanah air sendiri maupun di mancanegara. Ia berharap, melalui batu bacan yang makin mendunia ini, keberadaan batu permata asal Indonesia lainnya bisa ikut terangkat. Apalagi, berdasarkan pengetahuannya sebagai penjual batu permata, ada beberapa jenis batu asli Indonesia yang memiliki ciri khas mirip batu bacan karena bisa mengalami perubahan warna.
Seperti batu permata garut dari Jawa Barat dan batu sungedare dari Sumatera Barat (Padang). Hanya saja, perubahan warna batu tersebut tidak secepat dan seindah batu bacan.
Sebagai seorang pencinta batu permata sejati, Toto yang asli dari Bumiayu, Jawa Tengah ini selalu berusaha ikut mempromosikan batu-batu permata asli Indonesia. Beberapa kali dirinya diutus sebagai perwakilan Asosiasi Puspa Cakra (mewakili pedagang batu) untuk mengikuti pameran di luar negeri. Seperti di Bahrain, Bangkok Thailand, dan China. Saat pameran itulah, dirinya membawa khusus batu-batu asli Indonesia untuk dipamerkan. Mulai dari batu bacan, batu gambar, garut, sungedare, akik agate, kecubung, dan berbagai batu lainnya. ”Saya sengaja hanya membawa batu asli Indonesia dalam pameran untuk mempromosikan dan mengangkat nama batu permata dari Indonesia ke dunia internasional,” tuturnya juga.
Toto yang telah sukses menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi jurusan kedokteran dari hasil menjual batu permata ini, berharap Pemerintah Indonesia bisa lebih peduli lagi pada batu-batu asli tanah air. Caranya dengan tidak setengah- setengah dalam membantu promosi dan membantu pemasaran batu permata. Bisnis batu permata ini sangat menjanjikan.
Toto mengaku mengalami sendiri, betapa Pasar Rawabening ini tidak pernah sepi pengunjung yang datang membeli batu permata. Padahal sejauh ini perhatian pemerintah masih minim. ”Saya yakin jika perhatian pemerintah serius, bisnis batu permata akan makin berkembang. Penjualnya sejahtera, penambangnya sejahtera, dan batu dari Indonesia makin terkenal di mancanegara yang nantinya akan ikut membawa harum nama Indonesia,” pungkasnya.
0 Response to "Batu Bacan Semakin Digandrungi"
Posting Komentar