Berdasarkan pengalaman saya, orang Taiwan dan Korea lebih suka membeli batu bacan proses yang masih hitam. Batu bacan proses yang dibeli mereka adalah warna hitamnya mengkilat (berminyak) dan dagingnya halus. Saya juga pernah membeli dan menyimpan batu-batu proses tersebut; hitam pekat (disenter aja belum tembus/tidak ada sinar). Saya menyimpan hampir setahun, kemudian saya periksa disenter sudah ada sinar yang masuk. Batu itu warnanya kehijauan campur kebiruan tapi hasil akhirnya menjadi warna hijau cincau. Batu itu sangat keras. Saya melihat, kalau di JGC, rawabening hanya batu yang sudah jadi yang dapat berharga nilainya. Saya paham, mereka ingin cepat batu bacan menjadi uang. Sedangkan pembeli Taiwan/ Korea berani membayar batu bacan hitam dengan harga yang cukup memuaskan. Kebanyakan orang dari Bacan sudah jarang membawa batu bacan ke JAKARTA karena banyak orang Taiwan/ Korea atau pembeli dari JAKARTA/ BANDUNG/ SURABAYA yang datang langsung ke BACAN dan ada bongkahan di atas 20 kg; mereka ditelepon dan dikirim gambarnya; mereka langsung turun ke Ternate dan Bacan.
Saya pernah bertanya kepada pembeli-pembeli lokal yang pernah menjual batu bacan di Jakarta, “Kalau di Jakarta dipersulit dan mau harga batu bacan murah/ di bawah”. Selain itu biaya transportasi dan akomadasi Ternate-Jakarta sangat besar. Sehingga lebih baik mereka menjual ke pembeli luar negeri; berani bayar dengan harga tinggi dan tidak banyak neko-neko. Kalau cocok, langsung bayar saat itu juga”. Karena itulah, mereka menunggu pembeli yang datang ke daerah mereka sendiri (Ternate/ Bacan).
Saya sarankan kepada pembeli batu bacan Indonesia di JAKARTA atau kota besar lainnya, supaya hargai kekayaan bangsa sendiri (nilai batu bacan) ; Anda mau SUPER ONE tapi kok MAU MURAH? Barang yang kualitasnya BAGUS maka HARGANYA juga BAGUS.
Orang luar negeri saja (Taiwan/ Korea) hargai nilai batu bacan, mereka berani bayar harga untuk turun di medan yang berat karena pulau kasiruta (desa doko dan desa bisori) tidak ada hotel, rumah makan atau penginapan. Dari situ saja kita bisa lihat bahwa Sungguh Berharga Nilainya Batu Bacan itu.
Saya sarankan kepada pembeli batu bacan Indonesia di JAKARTA atau kota besar lainnya, supaya hargai kekayaan bangsa sendiri (nilai batu bacan) ; Anda mau SUPER ONE tapi kok MAU MURAH? Barang yang kualitasnya BAGUS maka HARGANYA juga BAGUS.
Orang luar negeri saja (Taiwan/ Korea) hargai nilai batu bacan, mereka berani bayar harga untuk turun di medan yang berat karena pulau kasiruta (desa doko dan desa bisori) tidak ada hotel, rumah makan atau penginapan. Dari situ saja kita bisa lihat bahwa Sungguh Berharga Nilainya Batu Bacan itu.
0 Response to "Kolektor Batu Dari Korea dan Taiwan Suka Bacan Yang Masih Hitam"
Posting Komentar