Batu ini kemudian memiliki penggemarnya. Mengimbangi batu mulia lainnya yang sering digunakan sebagai batu cincin yang ditemukan di OKU, seperti batu Sunkis, Akik Darah, Anggur, Teratai, dan Pancawarna. Sehingga tidak hanya Wak Jai yang mencari Blue Sky, termasuk para pengrajin batu lainnya.
Seiring waktu, batu yang masuk kelas Chalcedony ini mendapatkan penggemarnya dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia maupun international. Misalnya dari penggemar batu dari Taiwan, Jepang dan Tiongkok.
Meskipun tidak masuk dalam 10 besar batu mulia yang terkenal di dunia, tapi skala mosh Blue Sky mencapai angka 7, melebihi batu Kalimaya dan Kecubung. Skala mosh merupakan ukuran kekerasannya yang menentukan pengkristalan sebuah batu mulia. Adapun batu mulia yang paling terkenal di dunia yakni Berlian, Saphire, Ruby, Zamrud, Topaz, Kecubung, dan Kalimaya.
Meskipun begitu, pasaran Blue Sky di dunia kian meningkat harganya. Dalam sebuah pelelangan sebuah batu Blue Sky dengan ukuran 30 mm x 20 mm x 15 mm dihargai 220 juta rupiah.
Tapi tidak semua batu yang ditambang masyarakat dalam kualitas Blue Sky. Banyak batu yang ditemukan kualitasnya lebih rendah, sehingga dikenal sebagai biru tinta, biru blau dan lavender.
0 Response to "Batu Blue Sky dari OKU Pertama Ditemukan Oleh Wak Jai"
Posting Komentar