Di ceritakan Yudi, omset dari penjualan dan upah mengasah batu akik hingga menjadi sebuah cincin mencapai Rp 500 ribu hinga Rp 1 juta setiap harinya.
Seharian bisa membuat dan memoles bahan batu akik menjadi sebentuk cincin mencapai 20 buah siap pakai. Di jelaskannya, kalau dari bahan, sama sekali belum berbentuk cincin hingga menjadi sebuah batu cincin yang mengkilau siap pasang ke tangkai pengikatnya, saya hanya mengambil upah jadi belum termasuk harga tangkai pengikat cuma 20.000 rupiah, tapi kalau hanya berbentuk batu cincin belum di licinkan cukup setengah harga saja, terang Yudi.
Sekarang ini batu akik dari Bengkulu Selatan cukup di minati banyak orang, selain penggemar lokal, Palembang dan kota Bengkulu, bahkan juga dari Lampung dan Aceh ada yang datang ketempat saya, untuk mencari dan meminta saya mengasahkan batu akik hingga jadi sebuah cincin.
Yudi menjelaskan, kalau Batu akik daerah bengkulu Selatan cukup banyak jenis, motif dan coraknya, seperti, Badarasam, teratai, bacan, tapak jalak, panca warna, cempaka, limau manis dan masih banyak lagi jenis lainnya, kata Yudi.
Selain dari Bengkulu Selatan saya juga dapat pasokan bahan batu akik dari kabupaten kaur dan dan daerah-daerah lain. Seperti Jenis batu, giok sahung, Pirit emas dan perak, sereta jenis kecubung dari Kabupaten Kaur.
Dari Luar provinsi juga ada, seperti bahan Ofsidian, kalimaya dan sungai dare. Selain jenis dan motif batu yang banyak di pakai para penggemar batu sekarang ini, saya juga mempunyai batu bermotif kelabang, Lafas allah dan kuda putih, yang motifnya langkah begini harganya lebih mahal, demikian Yudi Mahmud.
0 Response to "Pengrajin Batu Akik di Bengkulu Beromzet Rp 1juta per Hari"
Posting Komentar