Belakangan ini batu bacan mulai dikoleksi berbagai kolektor. Banyak alasan yang menyebabkan batu ini menjadi primadona para kolektor.
Selain dipercaya dapat menangkal ilmu sihir, batu bacan juga mampu berubah warna dari hijau full ke hijau toska atau hijau bercampur warna biru.
Bahkan, ada yang percaya bahwa perubahan warna batu menjadi lebih terang bisa membawa berkah bagi si pemilik. Harganya pun melangit dan kini menjadi gaya hidup.
Tetapi, perubahan warna ini hanya bisa terjadi jika batu bacan bersentuhan dengan kulit manusia dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus.
"Kalau kita pakai batu bacan ini, dari awalnya masih berwarna hijau, selang beberapa lama kemudian akan berubah warna ke hijau toska yang tembus pandang," urai Adolf Saleky, salah satu akademisi di Universitas Pattimura, Ambon, yang juga mengoleksi puluhan batu bacan dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Adapun, nama batu bacan diambil dari Desa Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang merupakan daerah penghasil batu permata.
Diburu kolektor dunia
Adolf mengatakan, saat ini batu bacan mulai dikenal masyarakat luas, bahkan hingga diburu para kolektor dunia.
Kabarnya, pada suatu pertemuan resmi kepala negara dunia di Bali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan cenderamata berupa batu bacan dalam bentuk cincin kepada Presiden Barack Obama.
"Ini yang kemudian membuat batu bacan ini populer. Awalnya, batu bacan ini tidak dikenal luas, tapi di Bacan, batu ini dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menolak ilmu hitam," terang Adolf.
Keunikan lain sehingga mampu membedakan batu bacan dengan batu giok jenis lainnya yang ada di muka Bumi, adalah karena mampu menetralkan ion-ion tubuh, sehingga para pemakai batu bacan baik dalam bentuk cincin maupun liontin, akan merasa mampu mengontrol emosinya.
Bukan hanya itu, batu bacan juga bisa memperlancar peredaran darah dalam tubuh, karena batu bacan ini memiliki energi "j". Suatu energi potensial yang dipercaya memiliki kekuatan metalik.
"Makanya, batu ini bisa menggerakkan touch screen handphone, karena unsur metaliknya atau logamnya itu lebih tinggi, sehingga batu ini juga dinamakan the live strong," tutur Adolf.
Hanya diperoleh dari Bacan, Halmahera Selatan
Sementara itu, Fadli Sabban, pemilik toko "Karya Maluku" mengaku, bongkahan batu bacan hanya dapat diperoleh dari Bacan, Halmahera Selatan.
Dia mengaku, lebih tertarik dan fokus menjual batu bacan, karena memiliki peluang bisnis yang menjanjikan dan menguntungkan.
"Dua bulan sekali, kami pasok langsung dari Halmahera," ucap Sabban.
Setelah tiba di Ambon, tiga pekerja yang dipekerjakan Sabban sudah siap dengan tiga mesin ukir, langsung memotong-motong batu bacan dalam berbagai ukuran kecil.
Batu bacan juga masih dalam warna gelap dan kotor dipenuhi zat kapur, ini yang sering membuat warna asli batu bacan tertutupi.
"Untuk menghilangkan zat kapur, penggalan-penggalan batu bacan direndam dalam air putih selama beberapa hari, setelah itu barulah proses finishing, tapi harus mereka yang memiliki skill untuk mempercantik batu ini supaya terlihat bagus, dan saya punya tiga karyawan untuk melakukan itu," ungkapnya.
Dia memaparkan, harga satu kilogram bongkahan batu bacan mencapai Rp20-100 juta, tergantung warna batu bacan, proses cutting atau pemotongan, dan keunikan atau karakter dari batu bacan yang masih dalam bentuk bongkahan batu.
"Saya biasanya memesan bongkahan batu bacan dari Rp500 juta sampai dengan Rp2 miliar selama dua bulan sekali, harga batu itu tergantung kualitas batu," katanya.
Menurut dia, batu bacan tak hanya diburu pembeli dari Ambon, tapi para kolektor dari Timur Tengah, Australia, Afganistan, dan Tiongkok juga memesan batu bacan yang dipercantik di Ambon, meskipun harganya melangit.
Melihat perkembangan itu, dia membuka cabang dan bekerja sama ke sejumlah toko batu mulia di Pulau Jawa, Kalimantan, dan luar negeri.
"Yang membuat batu bacan ini memiliki nilai ekonomis, karena kreativitas dalam mengukirnya, sehingga menarik daya pembeli. Batu bacan juga sangat keras, sedangkan untuk gagang cincin itu bahannya banyak dari luar negeri, dengan berbagai variasi bentuk yang menarik," ungkapnya.
Sabban menceritakan, dulu dia hanya menjual berbagai permata dan asesori besi putih, tapi enam bulan terakhir banyak orang lebih memilih membeli batu bacan.
Dia menambahkan, para turis yang berwisata di Ambon juga menyukai batu bacan dan sering memborong batu bacan yang dijualnya.
Menurut dia, itu juga yang membuat outlet besi putih yang berada satu bangunan dengan outlet batu bacan miliknya sepi pengunjung. Dia menjelaskan, pendapatan dari penjualan permata juga menurun 30 persen dibanding sebelumnya.
0 Response to "Harga Batu Bacan Kian Melambung Selangit"
Posting Komentar