Produksi batu mulia di Pacitan, Jawa Timur, kian menggeliat seiring ditemukannya lokasi penggalian batu kalsedon di ladang milik warga Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo, sejak dua pekan terakhir. "Permintaan batu akik dari pembeli semakin bertambah,’’ kata Dhomin Raharjo, salah seorang perajin batu mulia.
Selama 15 hari terakhir, menurut dia, rata-rata batu akik yang diproduksi mencapai 160 biji per hari. Padahal, sebelum batu kalsedon digali secara massal di desa tersebut, batu akik yang dihasilkan hanya 100 biji per hari. Kondisi ini berbanding lurus dengan omzet yang didapat. "Sejak tempat penggalian batu kalsedon ditemukan, omzet per hari rata-rata Rp 900 ribu. Sebelumnya hanya di kisaran Rp 500–700 ribu.
Peningkatan omzet itu tak lepas dari keunikan batu kalsedon. Setelah diolah, mulai dipotong, dihaluskan, dan dipoles, molekul air di batu yang banyak dijadikan mata akik itu tampak jelas. "Kualitasnya bagus karena kadar kekerasannya mencapai tujuh.
Harga per biji mata akik bervariasi, berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. Perbedaan harga ini bergantung pada ukuran dan kualitas batu. Kualitas yang bagus, kata Dhomin, berwarna kuning kehitam-hitaman. Jenis ini paling cepat laku. "Pengepul dari Solo, Surabaya, dan Jakarta lebih banyak memilih jenis ini.
Pengepul dari luar kota tersebut sudah rutin kulakan batu mulia pada perajin di Pacitan selama beberapa tahun. Sebelum penggalian batu kalsedon di Gendaran berlangsung, bahan baku diambil dari Kecamatan Punung dan Tegalombo. Tidak itu saja, para perajin juga mencari bahan baku ke Ponorogo.
0 Response to "Peminat Batu Akik Pacitan Terus Meningkat"
Posting Komentar