Selain itu sejumlah pengasah batu dan kolektor di Lubuklinggau mengusulkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau menunjuk lokasi objek wisata Bukit Sulap sebagai tempat pusat grosir batu akik. Sebab tren batu akik membuat pengasah batu akik banjir pesanan. Bahkan, jumlah mereka hampir tersebar di setiap sudut wilayah Lubuklinggau.
"Usul, kalau boleh. Kenapa tidak dibuka atau dijadikan tempat pusat grosir batu akik saja di lokasi objek wisata Bukit Sulap. Sekarang ini menjamur orang berjualan batu akik, apalagi pengasah batu, ada dimana-dimana mereka," kata M Susanto (31), pengrajin sekaligus kolektor batu akik ketika ditemui di rumahnya di Jl Bengawan Solo, Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Jumat (17/10).
Menurutnya, hingga saat ini tren batu akik terus booming di Tanah Air, khususnya di Lubuklinggau. Bahkan kolektor dari luar kota seperti Lampung maupun daerah di Sumsel yakni Palembang mulai datang dan masuk berburu batu akik ke sejumlah kolektor. Tak tanggung-tanggung, harga yang ditawarkan kolektor tersebut puluhan juta demi mendapatkan kualitas atau motif akik terbaik.
"Koleksi batu akik sunkis cendana milik saya yang motif kapal layar dan di belakangnya terdapat motif daun pernah ditawar Rp20 juta. Adapula yang ingin mendapatkannya dengan barter motor Kawasaki Ninja," ungkapnya.
0 Response to "Trend Batu Cincin di Lubuklinggau"
Posting Komentar