Tidak sedikit kaum hawa yang memadupadankan antara perhiasan dan pakaian yang dikenakan sehingga membuat tampilannya semakin cantik dan menarik.
Sebetulnya, perhiasan tidak mutlak milik kaum hawa, banyak juga pria yang juga tertarik menggunakan perhiasan-perhiasan tertentu, terutama cincin bermata.
Dalam setiap bentuk perhiasan, selalu ada kreatifitas dan ciri desain unik dan elegan yang menjadikannya sebagai sebuah karya seni sehingga harga jualnya pun akan jauh lebih tinggi. Tidak mengherankan bila kemilau bisnis perhiasan tidak pernah redup.
Salah seorang pemain yang telah lama berkecimpung dalam bisnis tersebut ialah M. Salim yang telah menjalankan bisnis perhiasan turun temurun dari kakeknya sejak lebih dari 50 tahun lalu di bawah bendera usaha Permata Yesvis.
Pengusaha asal Martapura, Kalimantan Selatan ini menjual berbagai macam perhiasan yang dihiasi batu-batu alami khas Kalimantan yang digali langsung oleh para penambang dari perut bumi Borneo tersebut.
Martapura memang terkenal dengan bermacam batu mulia alam yang sangat indah seperti zamrud, ruby, kecubung, kalimaya, blue safir, dan berlian. Apalagi ketika batu batu tersebut telah diolah dan dikreasikan menjadi mata perhiasan yang sangat indah dan menawan.
Sebagai generasi penerus, sepasang suami istri ini tak henti melakukan berbagai inovasi dari segi desain, kualitas, hingga pemasaran.
Apalagi, sebagai daerah yang kaya akan batu-batu alam, banyak pelaku usaha yang juga menjadi perajin perhiasan. Untuk menghadapi persaingan tersebut, pihaknya terus menjaga kualitas serta keaslian setiap batu yang digunakan.
Khusus untuk perhiasan yang berharga di atas Rp50 juta, dia selalu menyertakan sertifikat.
“Kualitas ini harus dijaga, jangan sekali pun membohongi konsumen karena akan merusak brand yang sudah dijaga. Kami pun selalu menjelaskan makna dari setiap batu-batuan yang dijual sehingga konsumen menjadi lebih tertarik,” tutur wanita kelahiran 22 Oktober 1956 ini.
Mereka pun rutin mengganti desain-desain baru setiap waktu, sedangkan untuk model yang dinilai sudah tidak lagi tren akan dijual ke Balikpapan dengan memberikan harga khusus.
Untuk memasarkan produknya, selain rajin mengikuti pameran dan menjual langsung di galery, Noorhikmah pun sering mempromosikan produk serta kartu namanya kepada kenalan-kenalan yang baru ditemuinya.
Hal ini termasuk bekerja sama dengan supir taksi di bandara untuk membawa para tamu yang ingin mendapatkan batu kualitas terbaik menyambangi galerinya.
Dia pun menekankan pelayanan kepada setiap pelanggan yang datang ke tokonya dengan menyajikan makanan-makanan khas Martapura. “Orang mau beli atau tidak, yang penting servis dan layanan harus dijaga.”
Dari segi harga, Permata Yesvis selalu memberikan harga terbaik sebab batu-batu tersebut didapatkan langsung dari penambang sehingga harganya bisa lebih murah.
Para perajinnya pun masih dari kalangan keluarga dan para tetangga, serta tidak adanya beban sewa tempat sehingga harga bisa lebih ditekan.
Misalnya saja, untuk gelang, bros, dan cincin yang bermata batu-batu alami tersebut dibanderol mulai dari Rp50.000 hingga Rp5 juta. Untuk cincin laki-laki dengan batu musafir seharga Rp250.000, cincin dengan batu kecubung Rp150.000.
“Kalau untuk cincin berlian bisa sampai Rp50 jutaan. Rata-rata kalau perhiasan yang harganya di atas Rp10 juta para pejabat, dan masyarakat menengah ke atas yang tidak ingin modelnya pasaran.”
Dengan berbagai model, produknya selalu laris manis dalam setiap pameran.
Setidaknya, untuk 3 hari pameran dia mampu meraih omzet sekitar Rp25 juta hingga Rp30 juta. Adapun penjualan di galeri dia juga bisa mengantongi minimal Rp25 juta per bulan dengan keuntungan rata-rata 10% hingga 20%.
0 Response to "Bisnis Batu Permata Harus Jujur"
Posting Komentar