Salah seorang pengrajin batu akik di Kota Sabang, Edy Bage mengaku harga giok Aceh sudah semakin tinggi jika dibandingkan waktu pertama kali beredar di pasaran. Giok Aceh dari berbagai jenis dijual minimal seharga Rp 250.000 untuk kualitas batu biasa."Kalau solar dan idocres rata-rata sudah berada di atas satu juta rupiah untuk satu cincin," kata Edy yang ditemui MedanBisnis di toko perhiasannya, Jalan Perkapalan.
Tingginya harga giok ini diakibatkan kurangnya pasokan dari penggali di tempat asal batu giok tersebut, yakni Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan permintaan di pasar lokal sangat tinggi. "Untuk pasaran lokal saja tidak cukup, apalagi permintaan dari luar Provinsi Aceh," imbuh Edy.
Dia menjelaskan, jenis yang paling diminati yakni idocres lumut dan solar Aceh, memiliki daya tarik yang tidak dimiliki sejumlah akik lain di pasaran.
Sedangkan variasi giok Aceh lain, seperti kumang jati, totol sayur, anggur, belimbing dan berbagai jenis lain juga masih sangat diminati para pehobi batu di Kota Sabang.
"Harga varian kumang jati, totol sayur, anggur atau belimbing juga tinggi, tergantung kualitas dan keelokan batu itu sendiri. Tapi umunnya seharga Rp 250.000/biji untuk kualitas biasa," katanya.
Menyinggung permintaan jenis akik lain, Edy menyatakan tetap sama, apalagi jenis akik kecubung wulung Aceh yang masih stabil di atas Rp 1 juta untuk kualitas terbaik.
Di samping tingginya harga giok Aceh, pendapatan para pengrajin batu akik juga ikut bertambah. Hal itu bisa dilihat dari jumlah antrean orang yang ingin menggosok batu.
"Sekarang ini antrean gosok di atas lima hari baru selesai, dengan ongkos gosok Rp 30.000/biji," jelas Edy. |
0 Response to "Bahan Idocrase Bio Solar Makin Sulit Ditemukan Dipasaran"
Posting Komentar