Top Advertisement

Permata dari Halmahera Selatan


ilustrasi
ilustrasi


ilustrasi

Batu Bacan adalah batu permata asli dari alam pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

Belakangan ini batu bacan mulai diminati oleh banyak kalangan dalam negeri maupun luar negeri. Batu bacan mulai dikenal luas sebagai salah satu batu permata alam yang mempunyai nilai estetika yang tinggi.

Untuk itu perhiasan batu bacan kian ramai diperbincangkan di pasar batu permata asli alam Indonesia. Harga batu bacan ditentukan oleh kualitas dan motif serta ukuran besar kecilnya batu bacan.

Yusuf Trafannur, salah satu pengrajin Batu Bacan dari Kecamatan Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, mengatakan perhiasan Batu Bacan seukuran mata cincin saja bisa dijual dari harga Rp100 ribu per butir hingga Rp6 juta per butir. "Ini tergantung kualitas batu itu," kata Yusuf yang telah menjalani profesi pengrajin batu permata ini sudah 20 tahun lebih.

Dia menuturkan bahwa batu bacan ini warnanya akan semakin bagus jika dipakai karena pengaruh panas manusia. "Batu Bacan ini warnanya akan semakin 'jadi' jika terus dipakai, karena batu ini butuh panas manusia," urainya.

Selain dibuat mata cincin, Batu Bacan ini juga bisa dibuat liontin dari berbagai perhiasan lainnya. Batuitu, lanjutnya,  merupakan perhiasan yang terbuat dari jenis batu "krisopras" hanya ada di Halmahera Selatan. "Dulu memang di Garut, Jawa Barat ada, tapi saat ini sudah habis. Sekarang tinggal di sini penghasil batu 'krisopras'," kata Yusuf.

Pengrajin batu bacan ini mengakui saat ini di Kalimantan memang ada sejenis batu "krisopras", namun kualitas berbeda dengan batu "krisopras" dari Pulau Bacan.

"Kalau dari Kalimantan jika batu itu berwarna hijau akan tetap berwarna hijau, berbeda dari Pulau Bacan yang bisa berubah warna," katanya.

Batu jenis "krisopras" ini digali di Pulau Kasiruta, sebelah barat Pulau Bacan yang merupakan ibukota pemerintahan Kabupaten Halmahera selatan, jelas Yusuf.

"Untuk mendapatkan batu ini, penggali harus masuk dalam tanah hingga puluhan meter untuk mendapatkan batu berkualitas bagus," jelasnya.

Dengan semakin sulitnya memperoleh batu bacan ini, lanjutnya, yang mempengaruhi harga bahan baku batu permata batu Bacan ini. "Untuk bongkahan batu Bacan ini bisa dijual Rp50 juta hingga Rp150 juta," ungkapnya.

Dengan mahalnya bahan baku ini, kata Yusuf, membuat para pengrajin perhiasan Batu Bacan semakin berkurang. "Sekarang pengrajin tinggal tersisa tujuh orang dari 23 orang sebelumnya, karena tidak memiliki modal untuk melanjutkan usahanya," jelasnya.

Yusuf juga menyayangkan tidak ada bantuan modal dari pemerintah daerah terhadap kelangsungan pengrajin batu permata asli Pulau Bacan ini.

Yusuf juga mengakui bahwa para pengrajin ini juga beralih profesi hanya sebagai penjual Batu Bacan saja tanpa mengolahnya lebih dahulu.

"Memang dengan harga bahan baku yang makin mahal membuat orang tertarik menjual bahan bakunya saja. Tapi saya bertahan dengan mengolahnya hingga bertahan saat ini," kata bapak empat orang anak ini.

Atas usahanya ini, Yusuf selain melayani penjualan lokal juga mengirimkan hasil karyanya ke Jakarta, bahkan pernah melakukan ekspor ke Taiwan. "Setiap ada permintaan saya mengantar ke Jakarta dan bahkan pernah kirim ke Taiwan," ungkapnya.

Yusuf juga mengungkapkan bahwa perhiasan batu bacan ini memiliki banyak warna, seperti hijau, coklat, hitam, tetapi yang paling disukai adalah warna kehijauan.

Pengrajin batu Bacan ini juga menjelaskan bahwa kualitas batu bacan bisa dilihat dengan cara menyinari batu tersebut. "Jika batu itu bisa tembus saat disinari, maka batu itu memiliki kualitas super," jelas Yusuf.

Dia juga menjelaskan bahwa setiap bongkahan batu "krisopras" tidak semua berkualitas super. "Dalam setiap bongkahan batu paling banyak ada tiga mata cincin yang bisa dibuat, sisanya memiliki kualitas standard,"



 

0 Response to "Permata dari Halmahera Selatan"

Posting Komentar