Bagi anda penggemar batu permata ataupun batu akik (setengah batu mulia) mungkin masih banyak yang belum mengetahui bahwa di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Langkat dan lebih khusus lagi di Kecamatan Brandan Barat terdapat lubuk atau sumber batu akik berkualitas tinggi yang penuh corak dan ulirnya.
Pada intinya, batu permata asal Dusun Janggus atau biasa disebut oleh penduduk setempat sebagai “Batu Janggus” memiliki banyak variasi, indah dan bagus untuk dijadikan mata cincin, kerabu, liontin (mainan kalung) dan batu belah hiasan buffet.
Berbicara mengenai mutunya, Batu Janggus masih berada di atas rata-rata batu akik asal Sumatera Barat (Padang), Batu Raja (Sumatera Selatan), Lampung, Aceh, Jawa Barat dan Kalimantan.
Oleh sebab itu tidak mengherankan bila sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun terakhir ini, batu akik yang berasal dari Dusun Janggus, Desa Lubuk Kertang (Paluh Tabuhan), Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara banyak diburu oleh penggemarnya yang datang dari Medan, Aceh dan Jakarta.
Dari hasil survei penulis sejak 25 tahun lalu, di Dusun II Janggus terdapat batu permata jenis Kecubung Ulung (kristal hitam mengkilat yang tidak tembus cahaya), Akik Lumut (Mose Agate), Akik Gambar (Sulaiman), Kayu Sempur (Petrified Wood atau fosil kayu yang telah berubah menjadi batu dengan usia jutaan tahun), Serat Nibung, Badar Tawon, Badar Lipan dan Bunga Tanjung ( Agatized Coral yang tercipta dari fosil batu karang laut), Kwarsa Bening (Silicon) yang biasa disebut sebagai Batu Kinyang, Kinyang Es, Kwarsa Asap, Kalsedon, Amber (Gondo Rukem yang berasal pembentukan dari sejenis getah yang mengendap di dalam air laut), Badar Perak, Badar Emas, Cempaka dan lain sebagainya.
Mengingat potensi batu akik Dusun Janggus cukup bagus, maka tidak mengherankan bila pada tahun 1990-an Pertamina Pangkalansusu bersedia menjadi Bapak Angkat bagi pengrajin batu akik di Dusun Janggus yang ketika itu dikelola oleh Amat Yani (kini sudah almarhum), dan penulis dipercayakan Pertamina dan Amat Yani sebagai koordinator Sentra Batu Aji “Janggus Karya”. Bukan hanya itu, pihak Pemda Langkat (Perindustrian) juga ikut andil memberi bantuan peralatan mesin pengasah batu lengkap dengan alat bor batu, dan bahkan Amat Yani beberapa kali dikursuskan ke Sentra Batu Aji “Tiasky Emma” di Sukabumi Bogor oleh pihak Perindustri Kabupaten Langkat.
Dalam setiap event Medan Fair (Pekan Raya Medan) maupun dalam acara pameran kegiatan HUT Kabupaten Langkat, Sentra Batu Aji “ Janggus Karya” pimpinan Amat Yani yang dibantu iparnya, Satang alias Tatang, ikut andil menyemarakkan ajang pameran tersebut.
Kini Sentra Batu Aji “Janggus Karya” peninggalan Amat Yani almarhum dikelola oleh Yetno (menantu Amat Yani alm), dan nama “Janggus Karya” diganti menjadi “Permata Yani” yang berdomisili di Jalan Paluh Tabuhan, Dusun I Janggus, Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
“Dipilihnya nama Sentra Batu Aji Permata Yani adalah untuk mengenang jasa almarhum bapak yang sudah puluhan tahun bekerja di bidang asah-mengasah batu permata,” kata Yetno pada penulis beberapa waktu lalu.
Awal ditemukannya batu permata/cincin di Dusun Janggus terjadi sekitar tahun 1970-an, ketika dimulainya pengaspalan hotmix jalan raya Pangkalansusu-Pangkalan Brandan oleh pihak Pertamina. Bahan baku batu untuk campuran aspal hotmix diambil dari Dusun Janggus yang kemudian dipecahkan dengan mempergunakan stone crusher (mesin pemecah batu). Dari pecahan batu (split) tersebut tampak kepingan batu cincin yang beranekawarna, sehingga jadi rebutan para pekerja proyek jalan dan masyarakat sekitarnya.
Demam batu cincin kian menyebar ketika Pertamina melakukan pengurugan lokasi/cluster migas baru yang ditimbun dengan sirtu Janggus. Para pemburu batu permata dari berbagai tempat mulai berdatangan ke Janggus/Paluh Tabuhan dan lokasi migas yang baru ditimbun Pertamina setelah penulis memberitakan di Harian Bukit Barisan Medan (1982), tempat penulis bekerja sebagai wartawan, termasuk dibeberapa penerbitan majalah Warta Pertamina Jakarta pada tahun 1991.
Sayangnya, dewasa ini batu permata Janggus mulai sulit dicari, termasuk di anak-anak sungai yang berada di Afdeling II PTPN-II Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
0 Response to "Lubuk Kertang Pusat Batu Permata di Langkat Sumatera Utara"
Posting Komentar