Peristiwa ini terjadi di daerah pertambangan emas dan batu berlian di Kalimantan Selatan-Indonesia, dimana nyonya Odi S. menghadiahkan suatu surprise kepada suaminya dengan kelahiran anak mereka yang pertama yang diberi nama Permata.
Kegiatan Penambang
Keluarga Odi S. sangatlah senang dan bangga akan kekelahiran bayinya tersebut dan selalu bercerita kepada teman-temannya. Sang teman yang punya selera humor tinggi segera pergi ke kantor sebuah harian ternama untuk memasang iklan:
” Setelah hampir 10 bulan hidup menyendiri dan mencari nafkah di Pertambangan, akhirnya keluarga Odi S. berhasil mendapatkan Permata seberat 2 kilo gram”
Sebelum berita tersebut beredar luas di masyarakat, maka surat kabar yang bersangkutan mengirimkan wartawannya yang cukup ganteng untuk mendapatkan fakta-fakta selengkapnya dengan mendatangi rumah keluarga Odi S. dan terjadilah wawancara sebagai berikut:
Wartawan: Apakah ini rumah keluarga Odi S. ?
Nyonya Odi: Ya, benar pak! Mau ketemu siapa ya ?
Wartawan: Sebenarnya saya mau ketemu Pak Odi, saya adalah wartawan dari Kompasianet
Nyonya Odi: Sayang sekali bapak lagi di pertambangan. Saya isterinya apa bisa saya bantu ?
Wartawan: Bolehlah kalau ibu bersedia, begini lo bu… saya dapat berita katanya keluarga ibu dapat permata ?
Nyonya Odi: (teringat sama anaknya) Ya, benar pak!
Wartawan: Dapatkah ibu memperlihatkan tempat diketemukannya permata tersebut ?
Nyonya Odi: Aduh gimana ya….. pasti suami saya akan marah bila saya perlihatkan lubang itu kepada bapak.
Wartawan: Jauhkah tempatnya dari sini ?
Nyonya Odi: Sama sekali tidak pak, bahkan sangat dekat.
Wartawan: Apakah disekitar lubang tsb. tumbuh semak-semak yg sangat lebat ?
Nyonya Odi: ( mukanya merah karena malu ) ya… tapi kata suami saya itu nggak masalah koq!
Wartawan: Apa lubang tsb. sudah ada sebelum suami ibu bekerja di situ ?
Nyonya Odi: (dlm hati ngegumel: sialan nih org dia pikir gw banci?) lha iyalah, kan alam yg menciptakannya.
Wartawan: Apakah suami ibu yg pertama kali bekerja di lubang itu ?
Nyonya Odi: ( marah & malu ) kata suami saya sih gitu, kan dia dah pengalaman
Wartawan: Kira-kira berapa lama suami ibu bekerja di situ ?
Nyonya Odi: hmmmm……. kira-kira 10 bulan
Wartawan: Sukar nggak kerja untuk mendapatkan permata ?
Nyonya Odi: Awalnya sih susah, tapi setelah alat bor suami saya posisi tegak lurus ya… menyenangkanlah.
Wartawan: Apa suami ibu harus me-ngebornya dalam ?
Nyonya Odi: Wah… alat bor suami saya itu panjang sekali, jadi saya rasakan cukup dalam.
Wartawan: Apa menurut ibu di lubang tsb. masih mungkin didapat permata lagi ?
Nyonya Odi: (gembira) tentu saja! bila suami saya sering-sering nge-bornya.
Wartawan: Saya sangat ngiri dengan suami ibu, mungkin nggak ya saya sesekali ikut nge-bor di situ?
Nyonya Odi: ( GR & bangga ) sebetulnya sih saya gak keberatan tapi lubang itu monopoli penuh suami saya.
Wartawan: Ooh…. sayang sekali, padahal saya sangat berminat loh!
Nyonya Odi: Termenung diam malu-malu.
Wartawan: Apakah suami ibu punya pembantu dalam pekerjaannya ?
Nyonya Odi: Tidak ! kalo saya nggak capek, saya yg bantu dengan goyangan saat suami saya nge-bor.
Wartawan: Satu pertanyaan lagi bu! apa cukup ada air disekitar lubang tsb.?
Nyonya Odi: Tentu saja, bahkan cukup untuk membasahi semuanya.
Wartawan: Sungguh ! suami ibu adalah orang yang sangat beruntung, bolehkah saya melihat permatanya ?
Nyonya Odi: Sebentar ya pak ! saya ambil dulu di kamar.
Wartawan: Langsung lemas setelah melihat sosok permata si buah hati keluarga Odi S.
0 Response to "Kisah Penambang Indonesia yang Menemukan Permata Seberat 2 Kg"
Posting Komentar