Dua buah cincin bermahkota batu giok Aceh ditawar masing -masing Rp 100 juta dan Rp 50 juta. Tapi pemiliknya, Ir Muhammad Usman, yang akrab disapa Abu Usman, menginginkan harga Rp 300 juta dan Rp 150 juta."Saya tidak ingin melepas dengan harga begitu. Saya ingin hara terbaik untuk kedua cincin giok itu," kata Abu Usman kepada Serambinews.com di arena pameran batu mulia indonesia atau "Indonesian Gemstone" yang berlangsung 17-21 September di Manggadua Squere, Jakarta.Abe Halim, yang menaruh minat memiliki koleksi giok cincin milik Abu Usman, mengatakan, cincin tersebut benar-benar indah dan menakjubkan. "Saya minta Rp 100 juta dan Rp 50 juta, tapi belum bwrsedia dilepas," kata Abe Halim, salah seorang penggemar dan pengusaha batu mulia yang memliki gerai penjualan mal batu mulia, di Rawa Bening, Jakarta Timur.Abe Halim salah seorang "penggila giok Aceh" dan mengaku sudah menjelajahi Sungai Lumut Aceh Tengah dan Nagan Raya. "Giok Aceh benar-benar istimewa. Terutama giok dari Lumut," katanya. Abe Halim sebelumnya membeli cincin giok Aceh seharga Rp 30 juta.
Abu Usman, lahir 1964, alumnus Fakultas Teknik Unsyiah menggeluti dunia batu mulia dari Aceh sejak 30 tahun silam. Batu giok miliknya berhasil memenangi kontes batu mulia dalam oameran Indonesian Gemstone tahun silam dengan merebut juara satu sampi juara harapan dua.
"Lima sertifikat juara saya raih sekaligus. Sejak kemenangan itu, batu giok dari Aceh merajai batu mulia Indonesia," kata Abu Usman yang juga pengasuh pesantren salafi Assunah, Lampeuneuruet, Banda Aceh dengan jumlah santri 100 orang.
Ia mengaku bahagia, karena perjuangannya memperkenalkan batu giok Aceh mulai membuahkan hasil dan menumbuhkan usahawan-usahawan batu dari Aceh.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan industri batu mulia Aceh makin berkibar dan memberi manfaat bagi rakyat Aceh," kata Abu Usman yang dikenal tak suka gembar-gembor promosi ini.
Dalam pameran batu mulia kali ini, Abu Usman, juga menyertakan koleksinya untuk dinilai tim juri. "Batu milik saya yang menang sebelumnya saya beri harga Rp 200 juta," jelas Abu Usman, yang juga menjabat Ketua Pembina Gabungan Pecinta Batu Mulia Aceh.
Abu Usman, lahir 1964, alumnus Fakultas Teknik Unsyiah menggeluti dunia batu mulia dari Aceh sejak 30 tahun silam. Batu giok miliknya berhasil memenangi kontes batu mulia dalam oameran Indonesian Gemstone tahun silam dengan merebut juara satu sampi juara harapan dua.
"Lima sertifikat juara saya raih sekaligus. Sejak kemenangan itu, batu giok dari Aceh merajai batu mulia Indonesia," kata Abu Usman yang juga pengasuh pesantren salafi Assunah, Lampeuneuruet, Banda Aceh dengan jumlah santri 100 orang.
Ia mengaku bahagia, karena perjuangannya memperkenalkan batu giok Aceh mulai membuahkan hasil dan menumbuhkan usahawan-usahawan batu dari Aceh.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan industri batu mulia Aceh makin berkibar dan memberi manfaat bagi rakyat Aceh," kata Abu Usman yang dikenal tak suka gembar-gembor promosi ini.
Dalam pameran batu mulia kali ini, Abu Usman, juga menyertakan koleksinya untuk dinilai tim juri. "Batu milik saya yang menang sebelumnya saya beri harga Rp 200 juta," jelas Abu Usman, yang juga menjabat Ketua Pembina Gabungan Pecinta Batu Mulia Aceh.
0 Response to "Giok Aceh Abu Usman Ditawar 150 Juta di "Indonesia Gemstone Fair""
Posting Komentar