SALAH satu contoh batu giok asal Nagan yang masih berkulit, diperkirakan jenis idocres atau sportlet yang paling diburu
Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (GAPBA) memprihatinkan eksploirasi besar-besaran batu giok di kawasan Gunung Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Nagan Raya yang bukan saja akan merugikan daerah secara ekonomi tetapi juga mengganggu keseimbangan alam.
“Eksploirasi batu giok Nagan terus berlangsung secara diam-diam dengan pengerahan alat berat. Menurut taksiran kami sudah lebih 100 ton batu berharga dari kawasan Gunung Singgah Mata tersebut dilarikan ke luar Aceh,” kata Ketua DPP GAPBA, Tgk Nasrul Sufi SSos MM kepada Serambi, Rabu (21/5).Nasrul yang akrab disapa Teungku Abang mengatakan, para pebisnis dan pecinta serta kolektor batu giok khususnya dan batu alam Aceh pada umumnya diimbau untuk tidak melakukan ekploirasi secara besar-besaran dengan memobilisasi alat berat ke lokasi galian. “Cara-cara seperti itu akan sangat merugikan daerah dan masyarakat,” tandas Teungku Abang.Menurut GAPBA, eksploirasi secara besar-besaran dengan menggunakan alat berat akan mengancam keseimbangan alam apalagi kawasan di sekitar batu giok Nagan hutan lindung yang sejatinya harus terjaga dan terpelihara. “Kalau dilakukan pengambilan secara manual oleh masyarakat setempat mungkin masih bisa ditolerir sejauh tidak merusak hutan lindung,” katanya.Batu alam Aceh termasuk batu giok asal Nagan dan sekitarnya, menurut Teungku Abang sudah diakui kualitasnya oleh masyarakat dunia. Buktinya, ketika kontes batu tingkat Asia Pasifik di Jakarta beberapa waktu lalu, Aceh menyabet juara I sampai V. “Sejak itu batu Aceh termasuk giok Nagan semakin diburu dan dipesan oleh pecinta baru di seluruh dunia,” ujarnya.
Saat ini, ungkap Teungku Abang, lebih 100 ton batu giok dikirim ke luar Aceh termasuk ke negara-negara Asia dan Eropa. Data yang ditelusuri GAPBA, dari jumlah 100 ton itu, 50 ton di antaranya masih mengendap di Jakarta.
Seharusnya, lanjut Teungku Abang, batu giok itu tetap di Aceh dan dikelola secara baik oleh masyarakat, misalnya dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi. Biarkan broker dan pembeli datang ke Aceh sehingga akan memberikan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat dan sekaligus pendapatan bagi daerah. “Kita berharap semua pihak terkait terutama dinas pertambangan untuk mengawasi secara ketat eksploirasi batu giok Nagan agar tidak ada yang dirugikan,” kata Ketua DPD GAPBA. Dia juga berharap kepada semua pihak untuk tidak membawa-bawa nama GAPBA untuk melegalkan aksi bisnis giok, “GAPBA punya AD/ART yang jelas dan setiap anggota GAPBA punya kartu anggota yang dikeluarkan oleh DPP GAPBA Aceh,” katanya.
Juga diinformasikan, pada awal Juni mendatang, GAPBA akan memperingati hari jadi dengan menggelar aneka kegiatan termasuk kontes batu. “Ini kesempatan bagi masyarakat pebisnis, pecinta, kolektor, dan perajin batu untuk ikut melihat langsung kekayaan alam Aceh,” demikian pernyataan GAPBA.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (DPP GAPBA), Nasrul Sufi menjelaskan, saat ini jenis batu Aceh yang paling diminati pasar lokal, nasional, dan international adalah jenis giok idocres, sportlet, neprit, anggur, juga giok solar.
Giok-giok yang paling diburu itu, menurut Nasrul Sufi yang akrab dipanggil Teungku Abang untuk sementara ini hanya ditemukan di kawasan Aceh Barat, Nagan Raya, Geumpang (Pidie), dan Aceh Tengah. Selain giok, Aceh juga kaya dengan batu akik lainnya seperti sulaiman, yakut, kecubung wulung, dan madu teratai yang ditemukan di hampir semua daerah di Aceh dan tetap diminati.
Menurut Teungku Abang, sekitar tiga tahun lalu perajin dan pedagang batu hanya sekitar 100 orang, namun pasca-terbentuknya wadah GAPBA jumlah pedagang dan perajin batu cincin saat ini mencapai 500 orang di seluruh Aceh. “Alhamdulillah bisnis batu semakin menggairahkan dan GAPBA berkewajiban melindungi usaha anggota maupun masyarakat,” kata Nasrul Sufi.
Saat ini, ungkap Teungku Abang, lebih 100 ton batu giok dikirim ke luar Aceh termasuk ke negara-negara Asia dan Eropa. Data yang ditelusuri GAPBA, dari jumlah 100 ton itu, 50 ton di antaranya masih mengendap di Jakarta.
Seharusnya, lanjut Teungku Abang, batu giok itu tetap di Aceh dan dikelola secara baik oleh masyarakat, misalnya dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi. Biarkan broker dan pembeli datang ke Aceh sehingga akan memberikan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat dan sekaligus pendapatan bagi daerah. “Kita berharap semua pihak terkait terutama dinas pertambangan untuk mengawasi secara ketat eksploirasi batu giok Nagan agar tidak ada yang dirugikan,” kata Ketua DPD GAPBA. Dia juga berharap kepada semua pihak untuk tidak membawa-bawa nama GAPBA untuk melegalkan aksi bisnis giok, “GAPBA punya AD/ART yang jelas dan setiap anggota GAPBA punya kartu anggota yang dikeluarkan oleh DPP GAPBA Aceh,” katanya.
Juga diinformasikan, pada awal Juni mendatang, GAPBA akan memperingati hari jadi dengan menggelar aneka kegiatan termasuk kontes batu. “Ini kesempatan bagi masyarakat pebisnis, pecinta, kolektor, dan perajin batu untuk ikut melihat langsung kekayaan alam Aceh,” demikian pernyataan GAPBA.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (DPP GAPBA), Nasrul Sufi menjelaskan, saat ini jenis batu Aceh yang paling diminati pasar lokal, nasional, dan international adalah jenis giok idocres, sportlet, neprit, anggur, juga giok solar.
Giok-giok yang paling diburu itu, menurut Nasrul Sufi yang akrab dipanggil Teungku Abang untuk sementara ini hanya ditemukan di kawasan Aceh Barat, Nagan Raya, Geumpang (Pidie), dan Aceh Tengah. Selain giok, Aceh juga kaya dengan batu akik lainnya seperti sulaiman, yakut, kecubung wulung, dan madu teratai yang ditemukan di hampir semua daerah di Aceh dan tetap diminati.
Menurut Teungku Abang, sekitar tiga tahun lalu perajin dan pedagang batu hanya sekitar 100 orang, namun pasca-terbentuknya wadah GAPBA jumlah pedagang dan perajin batu cincin saat ini mencapai 500 orang di seluruh Aceh. “Alhamdulillah bisnis batu semakin menggairahkan dan GAPBA berkewajiban melindungi usaha anggota maupun masyarakat,” kata Nasrul Sufi.
0 Response to "100 ton Bongkahan Giok Nagan Keluar dari Aceh"
Posting Komentar