Batu permata dari Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, kian meramaikan Kota Ternate. Pantauan kami diberbagai sudut di pusat kota, maraknya aktifitas dagang permata (Batu Bacan).
Batu berproses sebab berubah warna itu, dijajakan di komplex Gedung pasar Gamalama, samping lapangan Ngara Lamo depan Kesultanan Ternate, dan sejumlah titik lajur Trotoar di sejumlah penjuru pusat kota.
Irfan Mopangga (32), sala satu pedangang batu pualam tersebut, bisa meraup keuntungan kisar 12 juta Rupiah perbulan. “Kalau dirata-ratakan pendapatan kotor dari hasil jualan. Perharinya bisa dapat Rp 1.000,000,- setiap hari. Keuntungan saya ada 400 ribu rupiah. Tapi kalau pasaran lagi surut, hanya dapat enam sampai 700 ribu Rupiah. Keuntungan hanya 40 %,” katanya.
Berbagai jenis warna dan kualitas batu dari lapisan tanah pebukitan Halmahera, kemudian diolah para pengrajin untuk dibentuk ukuran mata cincin, mata kalung dan aksesoris lainnya. Kilauan permata dari batu hidup tersebut juga terhias pada Mahkota KerajAan di 4 Kesultanan yang ada di Maluku Utara. Selebihnya mencadi cendra mata khusus bagi para tamu Regional dan Internasional yang datang di daerah itu.
“Selain masyarakat biasa, banyak juga pejabat, datang langsung beli di sini,” ucap Nasaria Suleman (34), pedagang Batu Bacan di Salero, sebelah Utara pusat Kota Ternate.
Bongkahan batu yang dijajakan Nasaria, dibawah saudaranya dari Halmahera selatan. Selanjutnya batu berharga itu di potong-potong (digergaji), yang nantinya terdapat ukuran jumlah mata cincin yang didapat oleh pembeli, di setiap pengalan. Sehingga harga dari setiap ukuran potongan batu berfariasi, dari Rp 30,000 hingga jutaan Rupiah.
Selain potongan batu, banyak yang sudah dibentuk mata cincin di jual. Nampak terlihat para pengrajin permata berdatangan dari luar daerah, seperti dari Jawa dan Sulawesi Selatan, menambah jumlah pengrajin di kota itu, guna memasarkan jasanya. Sementara jumlah peminat batu berkilau itu, semakin hari mengalami peningkatan.
Untuk diketahui, Batu Bacan (chrysocolla) adalah batu permata asli dari alam Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Selain warna hijau – biasa disebut bacan Doko – karena asalnya dari daerah Doko, ada juga yang berwarna kebiruan dan biasa disebut bacan Palamea dari wilayah Palamea.
0 Response to "Bongkahan Bahan Batu Bacan Dijajakan Di Gedung Pasar Gamalama"
Posting Komentar