Bapak 3 orang anak ini sudah tidak asing lagi di kancah Perbatuan di tanah air, hampir semua para Sepuh Batu di seputaran Jabodetabek mengenal beliau sebagai seorang “Master” diperbatuan. Aneh bin ajaib, memang keahlian yang dibelajar secara otodidak ini tidak lepas dari pengalaman bertahun-tahun makan asam garam di dunia Perbatuan. Batu yang dulunya biasa-biasa saja begitu disentuh dan dirawat oleh beliau bisa menjadi luar biasa, baik dari segi kilauan serta warnanya. Bukan sulap ataupun sihir itulah keahlian beliau sehingga pantas mendapatkan julukan” Sang Pendekar Batu” dari Gang Padang, Jatinegara - Jakarta.
Berikut sepenggal wawancara singkat dengan Sang “Pendekar Batu”.
“Ko Andi, kapan mulai berkecimpung di dunia Perbatuan”. tanya Tim IGS.
“Awalnya saya megenal batu mulai dari SMA dan mulai belajar dari para Sepuh terdahulu, dari situ saya banyak mempelajari batu dan Ilmu Pemasarannya, mungkin ini
yang disebut Regenerasi di Era Perbatuan. Dulu saya diajari orang bagaimana merawat batu, mempelajari sifat-sifat dari batu, sehingga sekarang saya pun merasa terpanggil untuk berbagi Ilmu dengan teman-teman Gemlovers di tanah air. Tidak sulit hanya diperlukan kemauan keras dan bersungguh –sungguh serta kemantapan hati dalam mempelajari Ilmu Perbatuan dan jangan setengah-setengah” terangnya kepada Tim kami beberapa saat lalu di kediamannya.
“Untuk saat ini Koh Andi lebih condong ke batuan jenis apa ko?” Tanya kami
“Dulu saya lebih condong bermain di Batu Mulia seperti Zambrud, Safir, Cat Eye dan Ruby. Saat ini saya hanya bermain di dua batu saja, yaitu Batu Bacan dan Batu Garut. Untuk persentasenya sendiri sekitar 80:20 yaitu 80 % Bacan dan 20 % Garut karena sesuai dengan permintaan pasar, khususnya pasar seputaran Jabodetabek dan pasar Batu Indonesia pada umumnya. Tapi kalau ditanya suka Bacan atau Garut, saya lebih senang Batu Garut dikarenakan batuan tersebut lebih susah didapatkan daripada Batu Bacan. Untuk proses metamorfosis Batu Ijo Garut cenderung lebih cepat perubahannya dari pada Batu Bacan, yang kurang lebih memakan waktu 2 sampai 3 tahun sehingga membutuhkan kesabaran ekstra dalam pengerjaannya. Memang ada seni tersendiri dalam merawat batuan lokal daripada batuan Mulia”.
“Lho bukannya Batu yang bisa bermetamorfosis hanya Batu Bacan saja, sedangkan Batu Ijo Garut tidak bisa?” tanya Tim kami penasaran.
“Sebenarnya begini, batu yang bisa bermetamorfosis itu adalah batuan yang pori-porinya besar dan batu tersebut tidak terlalu keras serta cara merawatnya juga harus disesuaikan dengan suhu dan temperatur alam, yaitu hangat basah dan hangat kering sehingga batu yang dulunya kusam bisa berubah menjadi lebih berkilau dan lebih memancarkan kualitas serta pesona batu sesungguhnya. Hal ini berbeda dengan Batu Mulia yang sama sekali tidak bisa bermetamorfosis karena batuan mulia sangat keras”.
“Apa batu tersebut tidak malah tambah rusak Koh Andi apabila diproses dengan jurus andalan dari Koh Andi?” tanya Tim kami.
“Gak bakalan rusak dong kalo tahu ilmunya, hanya semua itu juga tergantung dari material pembentuk batuan tersebut dan kita mampu menganalisa sifat dari batu yang akan di proses secara alami, Akan tetapi kalau batuan tersebut dari sananya jelek, mau diapain juga gak bisa”. Papar beliau sambil tersenyum. Contohnya Batu Garut Bungbulang sebagian orang mengatakan bintik-bintik hitam diatasnya tidak bisa hilang, akan tetapi jika ditangan saya batu tersebut bisa berkurang bintik hitamnya, bahkan bisa hilang sama sekali asal Batu tersebut benar-benar diperhatikan layaknya seperti benda hidup dan dengan menggunakan perasaan serta mengerti sifat asli batuan tersebut. Jangan dipaksakan bila memang batuan tersebut hanya mampu mencapai pada kondisi tertentu. Bila dipaksakan batuan tersebut justru akan semakin rusak, kapurnya naik, serta degradasi warna dan kilaunya akan semakin buruk”. Terangnya sembari mengamati koleksi batunya.
“Untuk bahan Batu Garut sendiri Koh Andi mendapatkannya darimana saja?” tanya Tim kami.
“Saat ini saya banyak mendapatkannya dan membeli bahan Batu Garut dari penambang dan juga dari para pedagang. Akan tetapi untuk kualitas bahan super agak sulit untuk didapatkan, dikarenakan permintaan yang cukup tinggi dari sesama pedagang dan sesama pemain bahan batu seantero Nusantara, serta sumber daya bahan baku batuan tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan batu bacan ataupun batuan lainnya yang ada di Indonesia. Padahal kalau boleh saya sampaikan Batu Garut lebih dulu populernya dibanding Batu Bacan yang baru melejit di tahun 2000-an”.
“Sudah berapa banyak orang yang diajarkan Ilmu Batu oleh Ko Andi ?” tanya Tim kami.
“Hehehehe... gak lah, semua sama diluar sana masih banyak orang yang lebih pintar dan hebat ilmu batu serta pengalamannya daripada saya.” papar beliau sambil merendah. Semua orang diberikan talenta yang berbeda-beda dan ilmu batu yang berbeda-beda pula. Ada yang spesialis bermain di batu mulia dan ada juga yang fokus di batu lokal. Intinya, di tempat saya kita dapat bertukar informasi tentang trend yang ada saat ini, saling mengisi dan mendukung demi kemajuan perbatuan di tanah air tercinta.
Supaya kelak kita dapat mewariskan kepada generasi mendatang bahwa Ilmu Perbatuan juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan pergaulan dan perekonomian tentunya.”
“Wah kalau begitu, boleh dong Gemlovers ditanah air mempelajari Ilmu Perbatuan dari Ko Andi,” Tanya Tim IGS.
Silahkan…. saya terima dengan tangan terbuka dan saya juga tidak pelit akan Ilmu Perbatuan. Dengan berbagi ilmu kepada teman-teman Gemlovers, maka Dunia Perbatuan di Indonesia akan semakin ramai dan dinamis. Sehingga sektor perbatuan sendiri juga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan Home Industri yang baru, tentunya dengan sikap mental yang positif serta ber etika yang baik. Karena sekali rusak nama kita di dunia perbatuan, maka akan
sangat sulit sekali mengembalikan reputasi yang sudah dibangun bertahun-tahun.”
Hayooooooo,, Gemlovers ditanah air, Koh Andi Sang Pendekar Batu sudah mebuka pintu bagi yang ingin mempelajari cara merawat batu yang baik dan benar. Mulai dari belajar memilih bahan, pemotongan sampai pembuatan menjadi mata cincin agar para gemlovers makin ahli di bidang perbatuan. Hehehehe…. terimakasih banyak buat Koh Andi yang sudah menyempatkan diri untuk diwawancarai Tim kami.
0 Response to "Koh Andy Sang Master Batu Gang Padang, Jatinegara"
Posting Komentar