Warnanya hijau lumut dan enak dipandang. Ada juga yang berwarna hijau terang dan disebut sudah kristal, karena memang warnanya bisa berubah. Itulah batu bacan yang sedang naik daun.
Batu Bacan (chrysocolla) adalah batu permata asli dari alam pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Selain warna hijau yang biasa disebut bacan Doko karena asalnya dari daerah Doko, ada juga yang berwarna kebiruan dan biasa disebut bacan Palamea dari wilayah Palamea.
Ada yang mengatakan bahwa perubahan batu bacan dari hijau kegelapan atau biru gelap menjadi lebih terang, bisa membawa berkah atau hoki bagi pemiliknya, yang jelas harganya jadi lebih mahal dan menjadi bagian gaya hidup.
Batu jenis ini ada di Taiwan dan disebut blue jade, sedangkan yang berwarna hijau disebut jade. Untuk itu bacan Doko maupun bacan Palamea sering disebut Giok Indonesia.
Beberapa waktu ini, batu bacan banyak diminati oleh banyak kalangan dalam negeri maupun luar negeri. Batu bacan sudah dikenal luas sebagai salah satu batu permata alam yang mempunyai nilai estetika yang tinggi.
Untuk itu perhiasan batu bacan kian ramai diperbincangkan di pasar batu permata asli alam Indonesia. Berapa harganya?
“Harga batu bacan ditentukan oleh kualitas dan motif serta ukuran besar kecilnya,” kata salah seorang pedagang batu bacan di kawasan Rawa Bening, Jakarta Timur, bernama Andy Arvan.
Andy menjelaskan bahwa harga batu bacan sekarang yang sudah dalam bentuk perhiasan (cincin, liontin) per crat berkisar Rp200.000-Rp2,5 juta atau Rp1juta-Rp12,5 juta per gram, tergantung kualitasnya. Untuk bentuk bongkahan per kilogram mencapai Rp40 juta-Rp100 juta dengan kualitas super.
“Tapi sangat susah diperolehnya. Kalau dulu saya menerima kiriman tiap minggu bisa dua kali bongkahan batu bacan, sekarang satu bulan sekali belum tentu ada. Itu pun harganya sudah tinggi, sementara itu pembeli dari China dan Taiwan tidak mau harganya dinaikkan,” katanya.
Andy terakhir kali mengekspor batu bacan ke China dan Taiwan dalam bentuk cincin. Tapi sudah tidak sebanyak seperti sebelumnya. Tahun lalu dia bisa mengekspor batu bacan dalam bentuk bongkahan tiap bulannya sebanyak 100 kg-300 kg untuk kategori menengah dan super.
Menurut Andy diperkirakan dalam beberapa tahun kedepan, sumbernya bisa habis, sementara itu pengganti batu bacan belum tentu ada.
0 Response to "BATU BACAN: Meski Harga Selangit Tetap Diminati"
Posting Komentar