Batu sapphire umumnya dipakai sebagai perhiasan. sapphire dapat ditemukan secara alami, dengan mencari melalui sedimen tertentu atau formasi batuan, atau mereka dapat diproduksi untuk keperluan industri atau hiasan di boule kristal besar.
Karena kekerasan yang luar biasa dari batu sapphire (dan aluminium oksida secara umum), sapphire digunakan dalam beberapa aplikasi non-hias, termasuk komponen optik inframerah, seperti dalam instrumen ilmiah; tinggi daya tahan windows (juga digunakan pada instrumen ilmiah); arloji kristal; dan wafer elektronik sangat tipis, yang digunakan sebagai substrat isolasi elektronik solid-state sangat istimewa-tujuan (sebagian besar merupakan sirkuit terpadu).
Batu sapphire adalah salah satu dari dua atau tiga varietas permata-dari korundum, dengan satu lagi menjadi merah muda ruby merah atau mendalam. Meskipun biru adalah warna yang paling terkenal, sapphire terbuat dari korundum warna kecuali merah (merah yang disebut rubi) Sapphires mungkin juga tidak berwarna,. Dan mereka juga ditemukan dalam nuansa abu-abu dan hitam .
Batu sapphire memiliki taraf kekerasan yang sama dengan batu rubi. Yang membedakan adalah kandungan mineral yang ada di dalamnya. Kalau sapphire memiliki kandungan mineral alumunium oxide dan titanium .
Sedangkan rubi, kandungan mineralnya terdiri dari alumunium oxide bersama chromium . Batuan yang memiliki kandungan alumunium oxide ini termasuk dalam anggota mineral corundum . Corondum murni sendiri tak memiliki warna. Warna-warna pada corundum terbentuk sebab adanya campuran unsur kimia lain seperti besi, titanium dan chromium yang bergabung saat proses kristalisasi.
Batu sapphire yang bernilai tinggi biasanya ditentukan oleh warna, kilau dan pembentukkannya. Rona sapphire yang ideal ialah biru langit, namun birunya jangan terlalu kental dan juga tak terlalu pucat.
Beberapa corundum lain yang tak berwarna biru atau merah jenuh disebut juga sapphire atau fancy shappire. Rona rona sapphire selain biru (blue shappire) ialah ungu, kuning (yellow shappire), oranye, hitam (black shappire), bening (white shappire) dan kehijauan.
Kilau atau pancaran cahaya batu sapphire ditentukan oleh struktur kristalnya yang hexagonal. Kilau batu sapphirer yang terkenal ialah kilau yang membentuk bintang atau yang dikenal dengan sappphire bintang ( star shappire ).
Sapphire bintang ini merupakan jenis corondum yang sangat langka. Dari ditemukannya 100 sapphire pada saat penambangan, mungkin 3 di antaranya ialah sapphire bintang. Tapi itu juga belum tentu kualitasnya bagus. Sehingga yang berkualitas bagus akan lebih langka lagi.
Selain sapphire alami yang ditambang, ada juga sapphire dari hasil fabrikasi atau yang disebut sapphire sintetis. Karena kekerasannya, sapphire sintetis ini digunakan buat berbagai keperluan seperti buat permukaan jam, komponen optik infrared , dan berbagai keperluan lainnya.
Dengan memanfaatkan ketidaktahuan pembeli, banyak para pedagang yang menyatakan bahwa batu sapphire sintetis yang dijualnya ialah batu sapphire asli. Oleh karenanya disarankan supaya sapphire yang dibeli ialah sapphire yang bergaransi.
Namun meskipun sapphire tersebut asli, diperkirakan 90% dari batu-batu mulia tersebut sudah mengalami proses protesis seperti dipanaskan. Hal ini dilakukan buat lebih memperindah rona dan kilau dari batu sapphire. Meskipun begitu, tindakan ini cukup beresiko juga. Karena penanganan yang salah malah akan membuat batu tersebut rusak seperti retak, pecah atau hilang warnanya.
Saat ini batu sapphire dijual mulai dari harga puluhan ribu buat yang sintetis sampai dengan puluhan juta buat yang asli. Negara-negara yang dikenal sebagai penghasil batu sapphire antara lain ialah Srilangka, Birma, Australia, Thailand, Ceylon, Myanmar, Afrika, Amerika Perkumpulan dan Rusia. Sedangkan buat wilayah Indonesia, kita mengenal batu sapphire dari Kalimantan dan Pacitan, Jawa Tengah.
0 Response to "Awas..! Batu Sapphire Sintetis"
Posting Komentar