Sarmin aman Yuni warga Kampung Lumut, Minggu 24 Agustus 2014 Kepada LintasGayo.co saat berkunjung ke Lumut mengatakan, saat ini baru ada satu tempat yang dideteksi dimana batu Giok berada. ”Perjalanan kesana menempuh waktu 3 hari 3 malam perjalanan, tepat di hulu sungai Lumut yang berada ditengah hutan, sekitar 7 ton batu besar berwarna hijau ada disana,” terang Sarmin.
Sarmin mengaku dirinya bersama 4 rekannya telah menemukan batu tersebut sejak dua tahun yang lalu, karena tidak ada pembeli mereka masih menyembunyikan keberadaan batu tersebut. ”Sekarang sudah ada pembelinya yang datang dari pusat kota Takengon, harga pun bervariasi sesuai dengan grade batu tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sarmin mengatakan ada tiga jenis batu Giok yang favorit diminta pembeli, hal tersebut diketahuinya saat mengumpulkan informasi terkait batu Giok ke Medan Sumatera Utara.
“Disana saya pergi kesebuah tempat mengukir batu pemiliknya warga Tionghoa, dia menjelaskan ada tiga jenis batu beserta spesifikasi dan ciri-cirinya, pertama nama batu Giok Nefrit yang dibeli dengan harga 4 juta rupiah perkilo gram, Giok Indocrase dibeli sharga 1,5 juta, dan Giok Solar juga dengan harga yang sama,” jelas Sarmin.
Setelah memberikan batu yang dibawa dan diteliti, Sarmin mengatakan batu yang berasal dari Kampung Lumut berjenis Giok Indocrase dan Giok Solar sedangkan untuk batu jenis Giok Nefrit belum ditemukan.
“Setelah itu kami tau harganya, biasanya warga disini hanya menjual seharga 4 ratus ribu rupiah perkilogram Giok Indrocrase dan Giok Solar, padahal harganya mencapai 1,5 juta rupiah,” kata Sarmin.
Harga bahan Batu Giok Solar Aceh memang belum ada standard sehingga beda pembeli beda pula harga yang diberikan.
0 Response to "Kampung Lumut di Aceh Tengah Juga Demam Batu"
Posting Komentar